Khatib Arafah: Kepercayaan Kerajaan Sekaligus Tokoh Yang Paling Dibenci Kelompok Ekstremis

Kategori : Haji, Berita, Tips dan Motivasi, Ditulis pada : 10 Juli 2022, 08:30:27

Dunia Islam selalu menantikan khutbah Arafah setiap tahun di musim haji. Sebagai salah satu bentuk perhatian terhadap perintah Allah Ta’ala menjalankan syariat-Nya.

Tahun ini, khatib di Hari Arafah adalah seorang yang pernah menjadi anggota Kibar Ulama Arab Saudi 13 tahun yang lalu, dan kini sebagai Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia, Syaikh Dr. Muhammad bin Abdul Karim Al-Issa.

Beliau akan naik mimbar Masjid Nimra, setelah sebuah amanah dari Kerajaan Arab Saudi yang layak bagi seorang yang memiliki kepemimpinan yang arif dan berwawasan luas sebagai salah satu tokoh terkemuka dalam dunia Islam.

Khatib Arafah: Kepercayaan Kerajaan Sekaligus Tokoh Yang Paling Dibenci Kelompok Ekstremis

Al-Issa memiliki kapasitas, kejeniusan dan kreativitas fikih Islam. Dia adalah seorang sarjana, akademisi dan dosen di bidang fikih perbandingan Islam. Keilmuannya dalam hukum dan keadilan, dikenal dengan dengan pemikiran washatiyah dan memiliki pembelaan kuat terhadap Islam.

Dia merupakan tokoh agama dengan kehadiran yang kuat dalam menghadapi serangan terhadap Islam; dari dalam Islam maupun dari luar, untuk mendukung hak-hak minoritas dan dalam menghadapi rasisme dan Islamofobia.

 

Banyak pengamat percaya bahwa Dr. Al-Issa memimpin perang hari ini melawan segala sesuatu yang mendistorsi citra Islam dan peradabannya dengan keberanian, dedikasi, dan ketulusan yang tak tertandingi.

Dia dianggap sebagai perancang pemikiran Islam kontemporer yang paling terkemuka, yang berpangkal pada landasan yang kokoh tentang toleransi agama Islam, nilai-nilai kemanusiaannya yang luhur, dan validitasnya untuk setiap waktu dan tempat.

Musuh Ekstremis dan Kelompok Islam Politik

Al-Issa menjadi musuh para ekstremis yang berafiliasi palsu dengan Islam dan kelompok Islam politik yang menginginkan agama sebagai komoditas untuk mendapatkan keuntungan di bidang politik.

 

Al-Issa dianggap berhasil membongkar posisi yang paling dibentengi dan di area mereka yang paling nyaman dan berpengaruh, mengungkap kepalsuan tesis, ide, dan praktik kelompok yang membencinya.

Saat ini, Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia merupakan sosok yang dikagumi dalam representasi Islam di hadapan dunia. Dalam hubungan peradaban dan agama yang saling terkait, dan dalam isu-isu kontemporer yang paling mendesak.

Al-Issa berhasil membangun dialog di seluruh dunia selama beberapa tahun di badan-badan politik, intelektual, hukum dan akademik yang paling penting, dan pusat-pusat penelitian paling terkemuka.

 

Dia mendiskusikan pesan-pesan ilmiah di universitas-universitas besar di seluruh dunia, terutama di Eropa dan Amerika Serikat.

Sebuah Suara Hadir di Meja Diskusi

Saat umat Islam diharuskan hadir dan menjawab di meja dialog, pembuatan citra dan pengaruh, dalam urusan sosial dan agama, hadirlah Syaikh Dr. Muhammad bin Abdul Karim Al-Issa.

Di saat pihak lain tidak dapat lagi membahas masalah kemanusiaan yang mendesak, urusan umat Islam dan masalah minoritas, Al-Issa mendapatkan penghargaan dan kedudukan internasional yang menyoroti pentingnya kontribusi peradaban Islam dalam menghormati manusia dan melestarikan hak-haknya.

 

Di antara motonya adalah “Tidak adil atau logis bagi seluruh agama, budaya, atau bangsa untuk memikul tanggung jawab atas kesalahan dan risiko beberapa pengikutnya.”

Dari Mekah ke Dunia

Dari Mekah ke dunia; Dr. Muhammad Al-Issa membawa Liga Dunia Muslim ke cakrawala global yang lebih luas, karena agendanya berdakwah ke bagian bumi di Timur atau Barat.

 

Dia berdiri di depan podium mengulurkan tangan dengan salam Islam atau bertemu dengan pemimpin agama lain untuk mengubah realitas konflik buatan dan mengembalikan harmoni alam antara komponen masyarakat yang dulu hidup aman dan tenteram sebelum ekstremisme atau kebencian menyeruak.

Dengan pendekatan yang resmi dan penuh penghormatan, dia memenangkan hati dan kekaguman internasional, terutama organisasi internasional, dengan memperlakukan semua orang sama.

Upaya Al-Issa untuk mempromosikan koeksistensi dan perdamaian serta untuk memperkenalkan toleransi Islam kepada orang yang bijaksana dan berwawasan, memenangkan penghargaan di mana pun dia pergi di dunia dalam moderasi, koeksistensi dan perdamaian.

Dr. Muhammad Al-Issa memperoleh gelar sarjana hukum perbandingan Islam, dan memperoleh gelar master dan doktor dalam studi perbandingan peradilan, dan studi hukum publik – hukum tata negara.

Karirinya dimulai di pengadilan sampai ia mencapai puncak tangga korps dengan pangkat hakim ketua Pengadilan Kasasi.

Dia memberikan kuliah di dalam dan di luar Arab Saudi tentang yurisprudensi Islam dan teori-teori peradilannya, terutama undang-undang pidananya, di samping studi perbandingan antara fikih Islam dan hukum positif.

Publikasi, penelitian, makalah kerja dan artikel tentang fikih, hukum, hukum dan intelektual, tidak sedikit yang dihasilkkan, sebagaimana kerjanya di bidang yang berkaitan dengan syariah dan hukum.[]

Sumber: okaz

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id